My Love My Soul

Saturday, September 26, 2009

Wortel, Telor dan Kopi






Seorang anak mengeluh pada ayahnya

mengenai
kehidupannya dan menanyakan mengapa
hidup
ini
terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu
bagaimana menghadapinya dan hampir
menyerah.
Ia
sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap
kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke
dapur.
Ia
mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di
atas
api. Setelah air di panci-panci tersebut
mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci
pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh
kopi
bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya
mendidih tanpa berkata-kata. Si anak
membungkam
dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan
apa
yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20
menit, sang ayah mematikan api. Ia
menyisihkan
wortel dan menaruhnya di mangkuk,
mengangkat
telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain,
dan
menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang
kau
lihat, nak?" "Wortel, telur, dan kopi" jawab si
anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan
memintanya
merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan
merasakan bahwa wortel itu terasa lunak.
Ayahnya
lalu memintanya mengambil telur dan
memecahkannya. Setelah membuang kulitnya,
ia
mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.
Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi
kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi
dengan
aromanya yang khas. Setelah itu, si anak
bertanya, "Apa arti semua ini, Ayah?" Ayahnya
menerangkan bahwa ketiganya telah
menghadapi
kesulitan yang sama, perebusan, tetapi masing-
masing menunjukkan reaksi yang berbeda.

Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar
dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel
menjadi lembut dan lunak.

Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang
tipisnya
melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi
setelah direbus, isinya menjadi keras.

Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik.
Setelah
berada di dalam rebusan air, bubuk kopi
merubah
air tersebut. "Kamu termasuk yang mana?,"
tanya
ayahnya. "Ketika kesulitan mendatangimu,
bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu
wortel,
telur atau kopi?"

Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu
adalah
wortel
yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya
penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah,
menjadi
lunak dan kehilangan kekuatanmu.

Apakah kamu adalah telur, yang awalnya
memiliki
hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun
setelah adanya kematian, patah hati, perceraian
atau pemecatan menjadi keras dan kaku. Dari
luar
kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi
pahit
dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?

Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi
merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan
kesakitan, untuk mencapai rasanya yang
maksimal
pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air
mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin
nikmat. Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika
keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan
menjadi
semakin baik dan membuat keadaan di
sekitarmu
juga membaik.

0 Comments:

Post a Comment

hmm.
it's my first time i make this bloG..
i don't kn0w h0w t0 make this bl0g..
wh0's hve bl0g plis t0 teach me.. hehe..

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home